Headlines News :
Home » » Rasa yang lewat

Rasa yang lewat

Written By sendadvantage on Senin, 16 Desember 2013 | 01.54



Saat senja menampakkan keindahannya
yang terlihat adalah aura ketulusan
keindahan sebuah lukisan senyuman
yang begitu meyakinkanku
kau adalah bidadari dari
tuhanku
karena aku melihat tuhan dalam dirimu

setiap hari selalu memuja keindahannya
begitu cepat pesonanya mengelabui jiwa
menghipnotis mata
menguasai seluruh isi hati
tak ingin terlewatkan setiap hari
jika saja ia adalah sesuatu yg dapat dibeli
aku akan membuat istana dari emas murni
jika dia suka puisi
aku bisa membuat yang lebih indah dari troya homerus
jika dia ingin kesetiaan dan perjuangan
aku bisa saja lebih dari Qais kepada Laila
semua itu bisa, karena aku ingin menikmatinya, selamanya.

perlahan, tuhan mengingatkanku tentangnya
keindahannya telah dipengaruhi oleh tetangga
sehingga aku tidak lagi bisa menikmati
keindahan yang sangat mendamaikan jiwa
yang selama ini menjadi bianglala

bianglala itu telah mengagumi satu bintang
membuat aura ketulusan itu menghilang
hari-hari terasa begitu sulit terjalani
menyadari bahwa ia tak lagi menyanyi
serta puisi dan lagu-lagu yg menjadi atmosfer keindahan
diantara kita kita telah mati
hari-hari terlewati seperti sungai di musim kemarau

berapa kali tuhan mengingatkanku tentang hal itu
saat haus aku tetap memberinya segelas air
pagi, siang, sore, malam
namun dia tidak pernah memberiku setetes saja
bahkan malam itu yang diminum adalah air yang lain
malam berikutnya aku tak memberinya lagi

setelah sekian hari terlewati tanpa penglihatan
aku menyadari satu hal tentang perasaan
perasaan membutuhkan
merindukan
kehilangan
kepedihan hati merasa terabaikan
hampa rasanya melewati hari tanpa melihatnya
walau hanya sebatas setatus di media sosial-nya
lalu aku mulai berpikir tentang cinta
inikah cinta atau hanya sebatas rasa yang lewat
kalau bukan, mengapa rasa ini sangat menjiwai
kalau ia, mengapa dia tidak juga mencintai
ya, kadang aku merasa itu terlalu lebay
tapi itu lah kenyataanya

cinta yg kurasa seperti kemilau bianglala
meniup api yang menyala
melebihi angin sepoy yg melambaikan ilalang
ditengah hutan yang penuh dengan mata elang
ditengah keramaian yang penuh dengan rayuan
melewatinya dengan senyuman
cinta ini mengalahkan konsistensi logika
yang terbangun rapi dalam konstruksi dinamika-
perjalanan hidupku untuk menggapai cita-cita
atau munkin cinta ini adalah bagian dari cita-cita
entahlah,

pada akhirnya aku menyadari
munkin tuhan menciptakan keindahannya bukan untukku
bukan untuk menjadi milikku
aku mulai berusaha melenyapkannya dari memoriku
mengingat segala kekurangannya, kejelekannya
cahaya redupnya
ular dilidahnya
pasir dimatanya
ya, itulah caraku melupakan sesuatu
dengan mengingat kejelekannya
aku sedang berusaha.

Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Labels

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Fauzan Advantage - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger